Publik internasional harus memberikan sanksi terhadap China atas penahanan massal etnis Uighur di wilayah Xinjiang barat
Sebanyak 278 sarjana dari berbagai disiplin ilmu dari puluhan negara menyerukan China untuk membebaskan etnis Uighur.
Beijing di wilayah tersebut memberikan pendidikan kepada para teroris.
Kofler menyatakan pemerintah Jerman terkejut dengan berita-berita penahanan rakyat etnis Uighur Turki di kamp-kamp di China, terutama di wilayah Xinjiang.
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan seperti "Kebebasan untuk Turkestan Timur", "Kebebasan untuk Uyghur", dan "Berhenti membunuh orang-orang Uyghur".
Para pemimpin dari Masyarakat Muslim Cendekiawan Muslim Timur Turkistan (SMSET) yang berbasis di Turki menuduh Beijing terlibat dalam pelanggaran HAM sistematis terhadap warga Uighur.
HRW mengatakan, Beijing mengumpulkan "sampel DNA, sidik jari, pemindaian iris dan golongan darah dari semua penduduk antara usia 12 dan 65" serta sampel suara.
merika Serikat (AS) dan Jerman mengecam China dalam sebuah pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB pada Selasa (2/7) kemarin, karena menahan lebih dari satu juta etnis Uighur dan Muslim lainnya.
Kampanye represif China di Xinjiang bukan tentang terorisme, tetapi untuk menghapus kepercayaan dan budaya Muslim warganya sendiri.
Entitas yang masuk daftar hitam termasuk perusahaan seperti Dahua Technology, Hikvision dan Megvii Technology yang memproduksi peralatan dan teknologi pengawasan video untuk mengidentifikasi individu melalui pengenalan wajah.